Info Menarik
Loading...

Membangun Lingkungan Menjaga Peradaban

Lingkungan pasti sudah akrab dengan telinga kita saban hari, namun tahukah kita betapa lingkungan mampu menunjang peradaban yang kita bangun. Pernahkah kita berpikir apa jadinya jika tempat kita hidup ini rusak bahkan lambat laun terancam kepunahan?. Kita sebenarnya sudah diambang kondisi ini jika kita tak segera tersadar. Pemanasan global, kekeringan, banjir dan beragam bencana yang datang silih berganti adalah menjadi penanda bahwa alam dan lingkungan kita telah mengumandangkan simbol simbol. Kita harus peka melihat perubahan ini melihat dengan bijaksana dan penuh dengan kesadaran tinggi.
Launching Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC) Kabupaten Bojonegoro
Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi tersebut secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.

Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut.

Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.

Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta  557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.

Melihat kondisi ini akankah kita diam, lalu bagaimana pertanggungjawaban kita kelak kepada anak cucu kita?

Masa depan mereka adalah tanggungjawab bersama tak sekedar pemerintah namun juga semua komponen masyarakat. Menyadari hal inilah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mencanangkan Gerakan Desa Sehat dan Cerdas yang salah satu indikatornya adalah masalah penanganan lingkungan hidup. Menyadari akan pentingnya alam dan lingkungan bagi kehidupan manusia, membuat pemerintah mengembangkan pembangunan dengan mengedepankan wawasan lingkungan

Desa Mojodeso Kecamatan Kapas adalah Salah satu desa yang mulai membangun dengan mengedepankan wawasan penanganan lingkungan. Tak sekedar menjaga kebersihan lingkungan semata akan tetapi sudah pada tahapan penanganan masalah sampah dan limbah. Sampah menjadi salah satu dalang utama terjadinya penurunan kualitas lingkungan, titik balik inilah membuat masyarakat Desa Mojodeso mengambil langkah cerdas dengan mengelola lingkungan menuju kualitas hidup yang lebih baik.

Kesadaran ini tak serta merta tumbuh namun memerlukan waktu yang panjang, inisiatif ini membuat Abdul Mui tak lelah menyadarkan warga di kampungnya. Meski banyak kecaman dan nada sumbang yang terdengar sama sekali tak menggoyahkan niatnya. Kerja keras itu kini mulai menampakkan hasil, Mojodeso menjelma menjadi satu kawasan yang asri dan sehat. Mulai penataan lingkungan yang indah bahkan pengelolaan sampah kini sudah menjadi bagian cerita kehidupan setiap hari

Mimpi tak boleh berhenti, namun mimpi akan menjadi mimpi mimpi baru yang akan membuat wajah Mojodeso menjadi kampung kreatif yang akan menjadi sumber ekonomi baru bagi warganya. Mulai dari adanya sentra usaha kerakyatan yang memproduksi batik khas Mojodeso dan tampilan produksi berbahan sampah yang menjadi salah satu karya unik tangan tangan terampil dari Mojodeso.

Jaman boleh bergerak modern dan maju, namun lingkungan harus mendapatkan prioritas untuk menjaga peradaban manusia, guna mewujudkan manusia Bojonegoro yang sehat, produktif dan bahagia. (yog/dik)

Challenge One Day One Post yang digelar oleh Fun Blogging Community 02 September 2016

Share with your friends

4 comments

  1. duh, lingkungan semakin terdesak karena tergerus perkembangan jaman. Sawah jadi lahan pemukiman, tetapi semoga hanya di bberapa wilayah di Ibo kota saja seh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sawah jadi lahan pemukiman, lambat lain pasti seperti itu apalagi di kawasan yang kaya akan SDA, lahan yang ada di sekitar pun akan berubah fungsinya :)

      Delete
  2. Laju deforestasinya bikin liris, gimana cuaca nggak labil kalo tiap tahun makin tinggi...hiks :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuaca saat ini sulit ditebak mbak, katanya musim kemarau tapi masih sering hujan :D

      Delete

Didik Jatmiko merupakan Blogger dan YouTuber dari Bojonegoro yang mencoba berkreasi, silahkan berkomentar sesuai postingan dan dilarang berkomentar menyinggung SARA dan SPAM.

Terima kasih telah berkunjung dan salam damai dari Bojonegoro.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done