Info Menarik
Loading...

Menikmati Pempek Nony 168 Depan Hotel Novotel Palembang

Menikmati Pempek Nony 168 Depan Hotel Novotel Palembang - Setelah googling dan mencari tahu beberapa tempat yang menarik di Palembang. Kemudian bertanya pada driver grab yang kami tumpangi itu bilang di Palembang tidak ada tempat wisata selain Jembatan Ampera yang memang menjadi ikon Kota Palembang. Ya sudahlah, lagian perjalanan kali ini bukan untuk jalan-jalan atau liburan yah hehehe.

Menikmati Pempek Nony 168 Depan Hotel Novotel Palembang, Kamis (23 November 2017)
Puas menikmati pesona Jembatan Ampera di malam hari, pagi itu sekitar pukul 08.00 WIB kami bersiap menuju ke Hotel Novotel lagi untuk mengikuti kegiatan Sinergi Aksi Informasi Komunikasi Publik (SAIK) 2017 dengan agenda Temu Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) tingkat Nasional dan Pembentukan Formatur Forum KIM Nasional.

Setibanya di hotel Novotel, kami tidak langsung masuk. Kami turun di depan gerbang hotel lalu menyebrang ke seberang jalan menuju sebuah tempat yang menjajakan makanan khas Palembang, sebut saja namanya Pempek Nony 168. Pak Heru pun langsung memesan dua porsi pempek untuk dinikmati bersama. Terus daftar harga Pempek Nony 168 berapa? Ini dia daftar harganya.

Daftar Harga Pempek Nony 168 Depan Hotel Novotel Palembang
"Belum ke Palembang kalau belum makan pempek dan berfoto di Jembatan Ampera"Ungkapan itu menggambarkan sedemikian eratnya hubungan antara kota Palembang dengan pempek. Pempek adalah makanan yang terbuat dari campuran ikan dan tepung sagu. Pempek selalu dimakan dengan cuko; saus kental yang berwarna cokelat kemerahan yang terbuat dari gula merah, cabe rawit, bawang, asam dan garam. Rasanya pun bervariasi antara pedas, manis dan asam.

Lantas bagaimana sejarah Pempek di Palembang? 

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina sedangkan "koh", yaitu sebutan untuk lelaki muda keturunan Cina.

Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek. [Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pempek]

Perlu diketahui bahwa Pempek yang baik bukanlah pempek yang terbuat dari ikan yang baunya menyengat. Jika ikan terlalu menyengat baunya berarti bahan baku ikan yang digunakan untuk membuat pempek itu kurang bagus. Pempek bisa tahan lama jika ditaruh di freezer lemari es yakni bisa bertahan selama beberapa bulan, asalkan tidak keluar masuk kulkas. Sebelum disimpan di lemari es, sebaiknya pempek dikemas untuk sekali makan sehingga tidak terlalu sering dikeluarkan dari kulkas, dengan begitu pempek akan lebih tahan lama. Siapa yang tahan mendiamkan pempek lama-lama di dalam lemari es, kalau dimakan saja rasanya begitu menggoda selera.

Temu KIM Nasional dalam SAIK 2017 di Hotel Novotel Palembang, Kamis (23 November 2017) 
Kenyang menikmati Pempek Nony 168, kami pun merapat ke Hotel Novotel untuk mengikuti kegiatan bersama peserta dari pegiat KIM Se-Indonesia yang hadir. Selain Pempek Nony 168, banyak lho jenis Pempek Palembang yang enak rasanya yaitu Pempek Candy, Pempek Beringin, Pempek Lince, dan sebagainya. (@kakdidik13)

bersambung

Share with your friends

3 comments

  1. aduh kangen mpek2 asli palembang karena yang dijual di jawa beda

    ReplyDelete
  2. wah kamu belum ke blog ku sih buat cari tempat wisata palembang :D

    ReplyDelete
  3. Aku suka makan pempek, tapi belum pernah makan pempek langsung di Palembang nya :)

    ReplyDelete

Didik Jatmiko merupakan Blogger dan YouTuber dari Bojonegoro yang mencoba berkreasi, silahkan berkomentar sesuai postingan dan dilarang berkomentar menyinggung SARA dan SPAM.

Terima kasih telah berkunjung dan salam damai dari Bojonegoro.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done