Lamongan - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Lembaga Informasi dan Komunikasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA2B) menggelar penanaman 13.500 pohon mangrove di Kabupaten Lamongan dan Tuban, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen EMCL dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan mendorong partisipasi masyarakat menjaga ekosistem pantai.
![]() |
| Aksi Penanaman 13.500 pohon mangrove secara simbolis yang dilakukan EMCl-Lima 2B bersama elemen masyarakat di Taman BPWS Sedayu Lamongan |
Upaya Menjaga Pesisir Tetap Hijau
Kepala Desa Sedayu Lawas, Heni Fikawati, menyampaikan terima kasih atas kembali diselenggarakannya kegiatan penanaman mangrove di wilayahnya.
“Program ini membantu kami menjaga lingkungan tetap hijau serta meningkatkan kualitas udara dengan menambah oksigen,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan diiringi program lingkungan lainnya dari EMCL.
Kolaborasi untuk Generasi Mendatang
Perwakilan EMCL, Feni K. Indiharti, memberikan apresiasi terhadap semangat warga Sedayulawas dalam menjaga lingkungan pesisir. Ia menyebutkan, penanaman 13.500 pohon mangrove merupakan bukti nyata kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah desa.
“Desa Sedayulawas dipilih karena memiliki kedekatan khusus bagi EMCL karena di sini terdapat FSO Gagak Rimang. Semoga manfaatnya dirasakan hingga generasi mendatang,” jelasnya.
![]() |
| Perwakilan EMCL, Feni K Indiharti memberikan sambutan saat seremoni penanaman pohon Mangrove |
“Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa langkah kecil jika dilakukan bersama dapat membawa dampak besar bagi bumi,” tambahnya.
Mangrove Bernilai Ekologis dan Ekonomis
Perwakilan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Bojonegoro, Andika Adi Sanjaya Putra, menyampaikan bahwa program penanaman ini sejalan dengan program andalan Gubernur Jawa Timur. Ia menerangkan bahwa manfaat mangrove adalah investasi jangka panjang. “Manfaatnya baru dirasakan empat hingga lima tahun setelah penanaman. Selain menjaga ekosistem, mangrove juga memberikan nilai ekonomis karena menjadi habitat kepiting bernilai jual tinggi,” terangnya.
Kegiatan penanaman pohon mangrove di Sedayulawas diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat pesisir lainnya agar terus menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih hijau.

